MAGETAN - ALJelang 9 hari lebaran Idul Fitri, jalur penghubung antar dua Provinsi Jatim dan Jateng yang membelah gunung Lawu masih terpantau sepi pemudik.
Meski terlihat sepi, jalur tersebut selama ini masih menjadi jalur favorit.
Jalur alternatif yang membelah gunung Lawu itu, merupakan salah satu jalur tengah yang menghubungkan dua Provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah itu, tepatnya untuk sisi sebelah timur Gunung Lawu.
Lokasi ini, berada di wilayah Kabupaten Magetan Jatim, sedangkan di sisi barat Gunung Lawu masuk wilayah Kabupaten Karanganyar Jateng.
Sejumlah pengendara mengakui, ada satu sensasi tersendiri ketika melewati jalur tersebut.
Karena disaat melintas dijalur ini, para pemudik akan disuguhi dengan pemandangan alam yang indah serta eksotis.
Apalagi disepanjang jalur ini, bentangan hijau pepohonan pinus masih terlihat terjaga kelestariannya.
Bahkan, ada disejumlah titik, pohon pinus yang terlihat berlumut, dan jika beruntung, para pemudik akan dapat melihat lutung ( hewan sejenis kera ) yang bergelantungan di pohon pinggir jalan dan merupakan salah satu habitat hewan di lereng Gunung Lawu.
Jalur ini, juga menyuguhkan banyak spot lokasi wisata, salah satunya Telaga Sarangan, Telaga Wahyu, Mojosemi Park dan berbagai spot wisata alam lainnya. Dan hal tersebut dapat menjadikan obat lelah penghilang rasa kantuk saat melintas dijalur tersebut.
"Hampir setiap mudik dari Jakarta, saya lewat jalur ini, karena keindahan alam dan suasana di sepanjang jalur yang masih asri serta udaranya yang segar, membuat saya nyaman dan lebih fresh " ujar Winarno, salah satu pemudik dari Jakarta, Minggu (24/04/2022) di sepanjang jalur Lawu.
Kendati jalur ini terlihat memanjakan para pemudik, namun demikian para pemudik harus ekstra hati hati, karena jalur tersebut banyak terdapat tikungan tajam, rawan longsor dan sering berkabut.Dengan demikian, jarak pandang kadang sangat terbatas.
"Dan yang perlu diperhatikan, bagi pengemudi roda empat, alangkah baiknya menggunakan gigi satu saat melibas tanjakan, pasalnya dijalur tanjakan dan tikungan tajam kerap kali terjadi kecelakaan akibat human error, terlambat melakukan pemindahan gigi persneling kendaraan, sehingga sering memakan korban jiwa," papar Akfina warga sekitar. ( Yoni )
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Prabasonta/Erik P |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi